Apakah kamu sedang menjalankan suatu program fundraising tetapi bingung harus menggunakan strategi seperti apa dalam mempromosikan programnya?    Tenang saja, kamu tidak perlu bingung karena artikel kali ini sudah menyiapkan rangkuman dari beberapa sumber mengenai 5 strategi pemasaran (marketing) untuk program fundraising organisasi yang perlu diketahui.   Fundraising sendiri adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan organisasi non-profit. Tanpa dana yang cukup, sangat sulit untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.    Oleh karena itu, memahami strategi pemasaran yang efektif untuk program fundraising sangat krusial. Apalagi, di tengah persaingan yang semakin ketat, kamu harus bisa tampil beda dan menarik simpati banyak orang.   Fundraising yang efektif membutuhkan strategi pemasaran yang terencana dengan baik. Ketika kamu berhasil menerapkan strategi yang tepat, tidak hanya dana yang akan mengalir, tetapi juga kepercayaan dan loyalitas dari para donatur. Efektif sekali bukan?   Nah, untuk segera mengetahui 5 strategi pemasaran tersebut, simak penjelasannya dibawah ini ya!

 

1. Social Media Marketing

   Strategi pemasan yang pertama dan tentunya sudah tidak asing lagi ialah social media marketing. Strategi ini memanfaatkan berbagai social media seperti Instagram, TikTok, X (Twitter), ataupun YouTube. Kamu bisa membuat konten yang menarik dan interaktif untuk mempromosikan program fundraising organisasi kamu.    Namun, perlu diingat bahwa kamu harus menyesuaikan strategi yang dipakai untuk setiap social media. Hal ini karena setiap social media mempunyai caranya sendiri untuk membuat suatu konten/topik jadi viral/trending. Berikut adalah beberapa contohnya.

Instagram dan TikTok 

  Pada platform ini sering kali netizen membuat konten berupa video, baik berupa konten parody, comedy, edukatif, ataupun storytelling. Nah, cara seperti inilah yang bisa kamu coba terapkan untuk mempromosikan program fundraising organisasi kamu.  Banyak pengguna Instagram atau TikTok yang menyukai konten storytelling ini karena biasanya mengandung suatu hal yang lucu, sedih, ataupun informatif.   Contohnya adalah konten storytelling-nya oleh Mella Carli dan Winona Araminta. Mereka berdua selalu berhasil membuat kontennya dilirik oleh netizen karena ciri khas mereka. Mella Carli, seorang WNI namun telah lama hidup di Belanda, mulai viral akan kontennya yang suka membagikan keluh kesahnya dengan sangat ekspresif di berbagai social media. Keluh kesah yang ia ceritakan sering kali begitu relate dengan apa yang dirasakan kebanyakan orang. Itulah mengapa kontennya disenangi netizen Indonesia. Selain itu, ia memiliki ciri khas dalam suara dan jenis tertawanya yang sangat lepas dan besar.    

Di sisi lain, Winona, seorang perempuan dengan looks Chindo (China Indonesia), menjadi viral karena konten storytelling-nya yang selalu menggunakan ekspresi dan tone yang flat/datar namun sering kali mengandung hal lucu dalam ceritanya.  Viralnya storytelling mereka, akhirnya dimanfaatkan juga sebagai strategi marketing untuk mempromosikan suatu produk dari brand tertentu. Namun, sering kali hal ini tidak disadari oleh audiens karena penyampaiannya yang sangat smooth dan natural.   Nah, kamu juga bisa nih menerapkan strategi yang mereka lakukan untuk mempromosikan program fundraisingmu. Bedanya, cobalah untuk bercerita tentang hal/kejadian yang relevan dengan program kamu. Selipkanlah promosi atau sebutkan call to Action (CTA) agar audiens tertarik untuk berdonasi.

2. Collaboration Marketing

Collaboration Marketing merupakan contoh strategi yang banyak dilakukan. Biasanya agar program yang kita adakan banyak dilirik oleh audiens, langkah yang dipilih adalah berkolaborasi dengan influencer. Namun, terkadang tidak semudah itu untuk bisa berkolaborasi dengan para influencer, terutama jika influencer tersebut cukup terkenal. Apabila terjadi hal demikian, kamu bisa mencoba alternatif lain dengan berkolaborasi bersama content creator, tokoh penting/ahli di bidang yang relevan, suatu lembaga/perusahaan, tokoh agama, ataupun stasiun TV dan radio. Salah satu contohnya adalah penggalangan dana yang dilakukan oleh Pesantren Lansia Raden Rahmat, dalam Jurnal “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Penggalangan Dana Oleh Lembaga Non-Profit”. Lembaga ini berkolaborasi dengan Dr. Amir Faisol Fath (tokoh agama) dan Novi Ayla (penyanyi) serta bekerja sama dengan Net TV, Trans TV, dan Radio Rasil. Strategi ini memiliki pengaruh besar di media sosial dan bisa membantu menyebarkan pesan fundraising kamu ke audiens yang lebih luas.  

Carilah tokoh-tokoh atau kelompok yang memiliki value dan audiens yang sejalan dengan misi organisasi kamu. Kerja sama dengan mereka bisa dalam bentuk posting-an, video, atau bahkan event live untuk menarik lebih banyak perhatian dan donasi.

3. Offline Event Marketing

Strategi pemasaran selanjutnya berkaitan dengan kegiatan offline atau luring (luar ruangan). Meski dunia digital sangat dominan, aktivitas offline masih memiliki daya tarik yang kuat, lho. Pasti tidak jarang kamu menemukan rekomendasi tempat atau event yang sedang diadakan setiap minggunya dari media sosial. Contohnya, posting-an yang ada di @jktgo mengenai rekomendasi pameran, exhibition, ataupun event lainnya yang bisa dikunjungi.    Nah, kamu bisa nih memanfaatkan hal itu sebagai strategi untuk mempromosikan program fundraising organisasi kamu. Buatlah event seperti konser amal, bazaar, atau event menarik lainnya untuk menarik perhatian donatur. Aktivitas offline ini memberikan pengalaman langsung yang bisa meningkatkan keterlibatan dan kepercayaan dari donatur. Pastikan event ini dipromosikan dengan baik di semua media sosial yang dimiliki oleh organisasi kamu, ya.

4. Trendjacking

Apakah kamu mengetahui strategi pemasaran yang satu ini? Trendjacking ialah strategi marketing yang memanfaatkan trend terkini untuk mempromosikan suatu produk, layanan ataupun acara. Tidak jarang juga, sesuatu yang sedang viral dimanfaatkan sebagai strategi marketing untuk mempromosikan acara-acara sekolah lewat media sosial.    Misalnya, konten yang diawali dengan orang tersiram air atau barang yang dilempar ke arah kamera kemudian dilanjutkan dengan promosi acara. Itulah contoh dari trendjacking. Kamu juga bisa menggunakan strategi ini. Tetapi perlu diingat, karena fokusmu adalah mempromosikan program fundraising organisasi, maka harus lebih berhati-hati dalam memilih trend viral untuk jadi referensi kamu, ya.

5. Email Marketing

Strategi terakhir yang perlu kamu ketahui ialah email marketing. Mungkin kamu sudah familiar dengan strategi yang satu ini karena biasanya suatu perusahaan atau lembaga juga mengirimkan email promosi ke banyak orang.   Kamu mungkin ragu apakah email yang kamu kirimkan akan dibaca sepenuhnya atau tidak? Namun, jangan khawatir! Kamu tetap bisa memanfaatkan email sebagai strategi pemasaranmu. Caranya adalah dengan membuat narasi formal dan juga mengomptimalkannya melalui dokumen atau gambar yang bisa kamu kirim melalui email ini. Tujuannya adalah memberikan informasi lengkap mengenai program fundraisingmu serta memunculkan rasa percaya bahwa program yang kamu ceritakan itu nyata. Jangan lupa untuk memperhatikan subjek dan body email kemudian identitas mengenai organisasi kamu agar orang tidak menganggap email kamu sebagai spam.

Itulah 5 strategi pemasaran yang bisa kamu coba terapkan. Jika ini merupakan pertama kalinya kamu membuat suatu program fundraising, kamu bisa membaca artikel lainnya di situs ini. Selamat mencoba dan semoga sukses dalam menjalankan program fundraising organisasi kamu ya!

   

   

 

   

   

   

   

  


  .

Please follow and like us: