Saat di bangku kuliah, mahasiswa memiliki banyak waktu luang. Selain mempelajari mata kuliah, mahasiswa bisa mengikuti aktivitas lain untuk menambah jaringan sosial dan meningkatkan skill. Bergabung dengan komunitas anak muda menjadi hal yang banyak diminati oleh mahasiswa. Komunitas adalah kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu yang memiliki tujuan dan ketertarikan yang sama. Komunitas juga menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan dan belajar bersama dengan anggota komunitas lainnya. berikut ini 3 rekomendasi komunitas anak muda di kampus yang bisa menjadi referensi bagi mahasiswa baru yang ingin aktif berkomunitas. Komunitas-komunitas yang direkomendasikan sebagian besar tersebar di berbagai kampus di Indonesia.

1. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)


Komunitas anak muda yang akan kita bahas pertama adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). PMII adalah komunitas anak muda yang sudah sangat lama berdiri, yaitu sejak 17 April 1960 dengan ketua pertamanya adalah Mahbub Djunaed. Para anggotanya diharapkan dapat mengamalkan keilmuannya dengan penuh tanggung jawab untuk kehidupan bangsa dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Komunitas ini menjadi wadah bagi mahasiswa beraktivitas di bidang sosial kemasyarakatan, kritis menilik fenomena yang terjadi di masyarakat, dan berupaya memberikan kesejahteraan untuk masyarakat sesuai dengan kapasitas dan kemampuan para anggota komunitas.
Sampai hari ini, sudah ada 5115 pengurus dari setiap fakultas yang tersebar di seluruh kampus di Indonesia. Mereka berkontribusi merealisasikan Tridharma Perguruan Tinggi, yakni berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat dan mengkaji berbagai keilmuan sesuai dengan minat anggota komunitas. Jika suatu kampus memiliki mahasiswa Islam, maka di kampus tersebut terdapat PMII, baik kampus negeri maupun swasta, di kampus umum maupun di kampus Islam.

2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)


Komunitas anak muda selanjutnya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). HMI adalah komunitas anak muda yang bernafaskan Islam dan bersifat independen atau bebas dan merdeka, tidak tergantung dan memihak dengan kelompok atau golongan tertentu. Komunitas ini didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947 yang diprakarsai oleh Lafran Pane dan 14 mahasiswa lainnya di Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia). HMI adalah komunitas yang beraktivitas di bidang sosial kemasyarakatan. Komunitas ini bertujuan untuk terbinanya insan akademis, pensil pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab untuk terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Para anggotanya dilatih untuk dapat berani mengambil sikap, kritis, adil, jujur, dan selalu berpikir obyektif dan rasional. Dengan sifat independen inilah mahasiswa harus mampu mencari, memilih, dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran.
Sama dengan komunitas sebelumnya, HMI masih eksis hingga hari ini dan anggotanya tersebar di banyak kampus di Indonesia, baik kampus negeri maupun swasta, kampus islam maupun kampus umum. Komunitas-komunitas ini saling berdampingan.

3. gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)


Komunitas anak muda yang ketiga adalah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). GMNI merupakan komunitas anak muda di kalangan mahasiswa se- Indonesia yang gerakannya memiliki asas marhaenisme. Marhaenisme sendiri adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi ini dikembangkan oleh presiden pertama Negara Republik Indonesia, yaitu Ir. Soekarno. GMNI berdiri pada 23 Maret 1954 di Surabaya. Terbentuknya GMNI ini meleburkan tiga komunitas yang sudah ada sebelumnya, yaitu Gerakan Mahasiswa Marhaenis yang berpusat di Yogyakarta, Gerakan Mahasiswa Merdeka di Surabaya, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) yang berpusat di Jakarta. Tujuan GMNI yaitu membentuk komunitas perjuangan dalam mewujudkan sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila.
Motto perjuangan GMNI adalah “Pejuang Pemikir-Pemikir Pejuang”, yang memiliki arti pejuang rakyat yang selalu memikirkan perjuangan dan kelanjutan perjuangannya, serta pemikir (intelektual) yang selalu mengabdikan ilmunya untuk perjuangan rakyat sepenuhnya.
Tiga komunitas ini adalah komunitas anak muda yang saat ini masih sangat eksis di banyak kampus di indonesia. Banyak kegiatan produktif dilakukan untuk mengasah individu dalam mengembangkan berbagai kemampuan. Komunitas-komunitas ini masih realate untuk diikuti karena kegiatannya mengikuti perkembangan zaman. Jaringan sosial yang didapatkan pun bukan hanya dari teman-teman satu universitas, tetapi dari berbagai perguruan tinggi. Alumni-alumni dari tiga komunitas ini banyak yang menjadi tokoh nasional masa kini. Nah, apakah kamu tertarik? Kira-kira kamu tertarik ikut komunitas anak muda yang mana?

Please follow and like us: