Pemberdayaan anak muda adalah suatu usaha untuk memberikan segala sesuatu yang diperlukan anak muda agar mereka berdaya dan dapat berkontribusi secara aktif di masyarakat. Contoh yang bisa dilakukan atau diberikan kepada anak muda adalah pemberian beasiswa, pendidikan berkualitas, peluang untuk berkembang, pelatihan dan semacamnya. 

Di era digital ini, pemberdayaan anak muda menjadi kunci untuk membentuk masa depan yang lebih cerah. Salah satu platform yang telah mengambil langkah inovatif dalam bidang ini adalah Ruangguru, sebuah perusahaan teknologi pendidikan asal Indonesia. Dengan berbagai program edukatif, Ruangguru tidak hanya membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Ruangguru juga memberdayakan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan.

   Contoh program yang ada di Ruangguru adalah RuangBelajar, Skill Academy, English Academy, Digital Bootcamp dan sebagainya. Ruangguru tidak hanya menyelenggarakan program online saja. Pada akhir bulan Juni lalu, Ruangguru telah mengadakan sebuah Game Show yang diberi nama “Clash of Champions” (COC). Game show ini terinspirasi oleh salah satu game show Korea Selatan yang juga sempat viral beberapa waktu lalu, yaitu “University War”. Konsep dari COC adalah mempertemukan mahasiswa/i berprestasi dari universitas ternama Indonesia untuk saling berkompetisi dalam berbagai permainan yang mengandalkan kecepatan dan ketepatan berpikir, strategi, kerja sama tim, kemampuan

leadership, hingga kekuatan memori. Lantas, mengapa Clash of Champions oleh Ruangguru ini menjadi salah satu contoh pemberdayaan anak muda yang kekinian? Simak jawabannya di bawah ini, ya!

1.Mentoring Langsung oleh Alumni University War

   Seperti yang dikatakan sebelumnya, game show ini terinspirasi oleh University War Korea dan acara tersebut sangat terkenal selama penayangannya termasuk di Indonesia. Tingginya angka popularitas beberapa peserta University War, seperti Hyun Bin (SNU), Do Hyun (SNU), dan Heo Seong Beom (KAIST) membuat Ruangguru mengadakan Meet and Greet Bersama Heo Seong Beom yang merupakan ace atau kapten tim KAIST ketika di University War saat itu.

   Rupanya meet and greet ini dimanfaatkan oleh Ruangguru selain untuk mempertemukan fans Seong Beom di Indonesia, tetapi juga memberikan kesempatan untuk merasakan langsung belajar bersama Seong Beom mengenai tips and trick cara mengerjakan tipe soal yang ada di University War.

   Hal ini tentunya menjadi hal baru yang bermanfaat bagi seluruh penonton yang hadir di acara Ruangguru x Horang Class, karena dapat menimba pengetahuan dari salah satu mahasiswa universitas terkenal Korea Selatan, yaitu KAIST.

2.Membuka Peluang Berkolaborasi dengan Mahasiswa/i Universitas Terkenal di Dunia

   Di University War dihadirkan mahasiswa/i Korea berprestasi dari Oxford University. Di Clash of Champions Indonesia juga dihadirkan mahasiswa/i Indonesia beprestasi dari 8 universitas terkenal di dunia. Kedelapan universitas itu adalah Oxford University, National University of Singapore (NUS), Yale University, University California of San Diego, Nanyang Technological University, Singapore University of Technology and Design (SUTD), dan Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST).

   Terdapat 10 mahasiswa/i Indonesia dari total 8 universitas tersebut yang bergabung dalam game show ini. Mereka bergabung di episode kedua COC. Ini tentunya mengejutkan 30 peserta COC lainnya yang baru saja melewati babak eliminasi awal di episode pertama.

   Di episode kedua ini, terdapat games untuk menentukan 10 ace/kapten tim yang nantinya akan memilih 3 anggota untuk bergabung ke tim mereka masing-masing. Di sinilah moment kolaborasi antarmahasiswa universitas nasional dan universitas internasional akan tercipta. Hal ini memberikan pengalaman serta wawasan baru bagi peserta COC.

3.Meningkatkan Kemampuan Leadership Melalui Games “Number Chains”

   Selain membuka peluang kolaborasi, COC juga memberdayakan peserta melalui games “Number Chains”. Game ini meningkatkan kemampuan leadership bagi para kapten tim dan juga kemampuan bekerja sama bagi seluruh peserta.

   Mengapa demikian? Hal ini karena games “Number Chains” mengharuskan 10 tim yang telah terbentuk untuk menjawab soal aljabar berantai. Soal-soal itu akan dibagi ke dalam 5 kotak dengan jumlah poin yang berbeda-beda. Dalam waktu yang terbatas, 10 tim harus memperebutkan nilai tertinggi agar tidak tereleminasi. Mereka harus menyusun strategi agar tidak menjadi 2 tim dengan jumlah poin paling rendah.

   Tentunya strategi yang dipakai setiap tim akan berbeda. Sebagai contoh, ini adalah strategi yang dipakai oleh tim Shakira. Salah satu anggota tim ini, yaitu Xaviera menjelaskan, “Aku di assign ke nomor 3 langsung, Shakira ngerjain nomor 4. Dan di tengah jalan Shakira ngerjain, nomor 4 dia lempar ke aku dan dia lanjut nomor 5. Jadi, dengan itu kita bisa nge-secure kotak 3, 4, 5 yang poinnya paling besar”, jawab Xaviera di episode tersebut.

   Melalui pernyataan Xaviera, terlihat bahwa tim Shakira memakai strategi mengerjakan soal secara bergantian. Dengan demikian, satu orang tidak terlalu lama mengerjakan soal di kotak tertentu. Tim ini juga lebih memprioritaskan soal-soal di kotak dengan poin lebih besar, dibandingkan soal yang lebih mudah, namun memiliki poin yang rendah.

   Di sisi lain, terdapat tim yang memiliki proses pengerjaan soal lebih lama dalam game ini. Tim tersebut ialah tim Maxwell. Ia menyampaikan bahwa “Hambatan timku, kita kurang komunikasi, sih. Jadi, waktu aku kerjain board 1, selesai. Terus aku ngga nanya ke anak-anak yang ngerjain board 2 dan 3 kalo ‘kamu udah selesai ngerjain atau belum?’. Jadi, kesalahan aku ketika aku selesai ngerjain board 1 aku langsung ngerjain board 4. Nah, ternyata Faisal belum selesai ngerjain board 2”.

   Hal yang terjadi di tim Maxwell bisa dijadikan pelajaran bahwa menjadi seorang leader di dalam suatu tim haruslah lebih memperhatikan anggota lainnya. Sebab, anggota lainnya belum tentu mampu secepat atau memiliki kecepatan yang sama dengan leader. Seorang leader harus bisa menentukan strategi yang cocok untuk seluruh anggota tim dan bukan untuk dirinya saja.

4.Belajar Bersama Peserta Clash of Champions

   Ruangguru juga memberdayakan 4 peserta Clash of Champions untuk belajar menjadi tutor online di salah satu program Ruangguru, yaitu Brain Academy. Di program ini, 4 peserta terpilih, yaitu Axel dan Sandy dari NUS serta Shakira dan Alfie dari UI akan mengajari siswa-siswi mengenai tips mengerjakan secepat kilat Extreme Addition dan Penalaran Kuantitatif UTBK.

   Melalui sesi belajar bersama yang diadakan secara gratis ini, para pelajar semakin semangat karena diajar langsung oleh peserta COC. Selain itu, keempat peserta COC tersebut akan mendapat benefit berupa pengembangan skill mengajar. Dengan begitu, COC telah membuka peluang bagi keempat peserta dan juga memberikan pendidikan berkualitas bagi siswa-siswi yang mengikuti sesi belajar bersama di Brain Academy.   Itulah beberapa contoh pemberdayaan anak muda yang telah dilakukan Ruangguru melalui Clash of Champions 2024. Bagi kamu yang penasaran lebih lanjut mengenai game show ini bisa menontonnya di aplikasi Ruangguru atau channel YouTube Ruangguru setiap hari Sabtu & Minggu di jam 18.30 WIB.

Please follow and like us: